Carut Marut KONI Jombang Mengubur Mimpi Atlet Sepatu Roda Berprestasi di Porprov Jatim

Tampak salah satu atlet yang mimpinya dikubur KONI Jombang, sembari menunjukkan foto saat lolos seleksi. (Foto: SeputarJombang.com / Dandy Angga)

SeputarJombang.com – Seleksi atlet cabang olahraga sepatu roda untuk ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur di Kabupaten Jombang menuai kontroversi. Diduga, seleksi yang dilakukan tidak berjalan sesuai prosedur, hingga menyebabkan sejumlah atlet berprestasi kehilangan kesempatan tampil di ajang bergengsi tersebut.

Permasalahan ini disebut-sebut berakar dari carut-marutnya manajemen internal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jombang. Salah satu indikasinya adalah penunjukan atlet secara sepihak, tanpa mempertimbangkan hasil seleksi yang telah digelar sebelumnya.

Akibatnya, mimpi sejumlah atlet muda, yang telah lolos seleksi secara sah harus kandas begitu saja. Seperti yang dialalami Evelyn Anindya Ervaputri, salah satu atlet muda berbakat dari cabang sepatu roda.

Saat ditemui di rumahnya pada Minggu (8/6/2025) siang, siswi yang masih duduk di kursi SMP ini tampak murung. Bak masih sulit menerima kenyataan pahit yang menimpanya.

“Saya ikut seleksi resmi dan dinyatakan lolos. Tapi tiba-tiba nama saya dicoret dan diganti dengan atlet lain yang tidak lolos seleksi,” tutur Anindya sambil menahan air mata.

Dengan suara terbata-bata, Anindya menunjukkan deretan piagam dan medali yang ia raih dari berbagai kejuaraan. Semua penghargaan itu ia kumpulkan demi membanggakan Jombang, kota kelahirannya.

“Saya tidak butuh diakui atau diapresiasi dari pihak manapun ketika menang. Saya hanya ingin fokus bertanding dan menang sehingga membawa nama baik Jombang. Tapi kenapa yang sudah berjuang justru disingkirkan begitu saja?” ucapnya lirih, sambil memeluk erat piagam-piagam kebanggaannya.

Meski kecewa, Anindya tetap mendoakan agar atlet-atlet yang akhirnya terpilih bisa membawa prestasi terbaik untuk daerahnya. Namun, ia tak bisa menyembunyikan rasa kecewa terhadap perlakuan yang diterimanya dari KONI Jombang.

“Saya ikhlas. Tapi KONI seharusnya memberi contoh yang adil. Kalau ujung-ujungnya bukan yang lolos seleksi yang diberangkatkan, lalu buat apa ada seleksi?” tegasnya, bersandar di bahu sang ibu.

Upaya Wali Atlet Koordinasi dengan KONI Berujung Buntu

Tampak sejumlah atlet sepatu roda yang jadi korban kebobrokan KONI Jombang. (Foto: SeputarJombang.com / Dandy Angga)

Nanik Erva merupakan ibunda dari Anindya. Ia mengaku telah melakukan berbagai upaya agar keadilan ditegakkan. Ia mencoba menemui pihak KONI untuk meminta penjelasan, namun hasilnya nihil.

“Saya ingin tahu kenapa anak saya dicoret. Tapi Ketua KONI-nya sulit ditemui. Bahkan perwakilan yang lain tidak mau memberikan klarifikasi. Malah muncul pengacara saat kami ingin berdialog baik-baik,” ujarnya kepada awak media.

Menurut Nanik, setidaknya tujuh atlet sepatu roda berprestasi menjadi korban dari kebijakan sepihak ini. Padahal, ketujuhnya telah mengikuti Program Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab) yang dibiayai dari dana APBD melalui KONI Jombang.

“Ini bukan sekadar persoalan teknis. Ini soal keadilan dan sportivitas. Anak-anak kami sudah berjuang keras, bahkan masuk Puslatkab resmi. Tapi hak mereka dirampas begitu saja,” keluhnya.

DPRD Jombang Desak Evaluasi Kinerja KONI

Tampak sejumlah wali atlet sepatu roda saat menyampaikan aspirasi ke DPRD Jombang. (Foto: SeputarJombang.com / Dandy Angga)

Menanggapi kegaduhan ini, Wakil Ketua III DPRD Jombang, M. Syarif Hidayatulloh atau akrab disapa Gus Sentot, menyatakan keprihatinannya. Ia mengaku telah menerima aduan dari para atlet dan wali mereka.

“Keluhan ini sudah saya terima, dan saya sudah mencoba berkomunikasi dengan KONI. Tapi belum ada penjelasan yang memadai. Sangat disayangkan jika benar terjadi penyelewengan prosedur,” ungkapnya.

Gus Sentot juga mendorong para wali atlet untuk segera berkoordinasi dengan Pengurus Provinsi Porserosi Jawa Timur, agar masalah ini dapat diselesaikan di tingkat yang lebih tinggi.

“Kalau KONI Jombang terbukti menyimpang, bisa saja sanksi tegas dijatuhkan, termasuk pembekuan. Saya harap KONI segera berbenah. Dan untuk para orang tua, tolong jaga semangat anak-anak. Jangan biarkan mimpi mereka benar-benar terkubur,” pungkasnya.(*)

Penulis : Dandy Angga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *