Hebat! Pemuda di Wonosalam Jombang Sulap Limbah Jadi Kerajinan yang Bernilai Jual

Tampak pemuda kreatif asal Wonosalam Jombang yang membuat kerajinan dari limbah. (Foto : Dandy Angga / SeputarJombang.com)

WONOSALAM, SeputarJombang.com – Limbah ternyata tak selalu berakhir di tempat sampah. Di tangan Hari Suciono (35), pemuda asal Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang, limbah justru disulap jadi kostum karnaval megah dan bernilai seni tinggi. Tak hanya unik, karya-karya Hari juga sukses mendatangkan cuan hingga puluhan juta rupiah.

Usaha kreatif ini sudah dijalani Hari sejak 2017. Berawal dari iseng karena tak punya cukup modal, ia nekat membuat kostum dari bahan seadanya, seperti spons bekas, biji-bijian, hingga bulu sintetis yang tak terpakai. Siapa sangka, karyanya justru menang di lomba karnaval tingkat desa.

“Dulu cuma coba-coba karena nggak ada biaya beli bahan baru. Eh, malah banyak yang suka dan akhirnya mulai dapat pesanan,” kata Hari saat ditemui pada Jum’at (25/7/2025) siang.

Proses pembuatan kostum dilakukan di teras rumahnya yang sederhana. Dibantu sang paman, Hari menyusun struktur kostum dari busa bekas, lalu menghiasinya dengan bahan limbah organik maupun nonorganik. Hasilnya, kostum-kostum bertema budaya lokal, maskot kerajaan, hingga karakter fantasi yang mencuri perhatian.

“Temanya macam-macam, ada Reog, pakaian adat, sampai tokoh-tokoh khas Kalimantan dan IKN,” imbuhnya.

Menjelang Agustus, saat musim karnaval, pesanan membludak. Konsumen datang dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Mojokerto, Gresik, hingga Sidoarjo. Hari pun menyediakan dua layanan: penyewaan dan pembelian langsung. Tarif sewanya mulai dari Rp200 ribu hingga Rp1 juta per kostum. Kalau ingin beli langsung, harganya bisa tembus Rp3 juta, tergantung tingkat kerumitan.

Yang menarik, hampir semua bahan dasar berasal dari limbah. Prinsip Hari sederhana, yakni tak ada yang benar-benar sampah selama bisa melihat peluang.

“Selama bisa dimanfaatkan, limbah itu bisa jadi sesuatu yang bernilai. Tinggal kreativitasnya aja,” ucapnya.

Berkat usahanya, Hari kini bisa meraup omzet puluhan juta rupiah per bulan, terutama saat momen Hari Kemerdekaan. Selain berdampak pada ekonomi keluarga, bisnis ini juga membawa manfaat sosial dan lingkungan.

“Yang penting terus belajar, nggak cepat puas, dan mau ikuti tren. Kalau konsisten, hasil pasti ngikutin,” tutupnya.(*)

Penulis : Dandy Angga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *