Manfaatkan Lahan Perkarangan, Warga di Jombang Sukses Budidaya Pakcoi Hidroponik

Rokim warga asal Desa Plosogeneng yang sukses budidaya Pakcoi Hidroponik. (Foto : SeputarJombang.com / Dandy Angga)

JOMBANG, SeputarJombang.com – Di tengah keterbatasan lahan, Rokhim Azzam, warga Desa Ploso Geneng, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, membuktikan bahwa pekarangan rumah pun bisa menjadi ladang rezeki. Dengan memanfaatkan lahan kosong di samping rumahnya, pria 38 tahun ini sukses mengembangkan budidaya sayuran hidroponik dan meraup cuan hingga jutaan rupiah per bulan.

Awalnya, Rokhim tak pernah terpikir akan menekuni usaha di bidang pertanian. Pandemi Covid-19 yang melanda empat tahun lalu membuat usahanya sebelumnya gulung tikar. Dari situlah, ia mencari cara lain untuk bertahan hidup.

“Waktu itu bingung mau mulai dari mana, akhirnya saya coba tanam sayur di pekarangan,” ujar Rokhim saat ditemui pada Senin (06/10/2025).

Berbekal kemauan belajar dan keyakinan akan kebutuhan pasar terhadap sayuran segar, Rokhim mulai menanam pakcoi dan selada dengan sistem hidroponik. Sistem ini dipilih karena tak membutuhkan lahan luas dan bisa dilakukan di lingkungan rumah. Kini, di lahan sekitar 150 meter persegi itu, ia memiliki ribuan lubang tanam yang terisi sayuran hijau segar siap panen.

Proses penanaman dilakukan secara teliti. Bibit pakcoi dan selada disemai di atas spon dengan aliran air yang mengandung nutrisi, sebelum akhirnya dipindahkan ke lubang tanam.

“Untuk panen, pakcoi biasanya sekitar 30 hari, sedangkan selada butuh 40 hari,” ujar Rokhim.

Ia juga rutin melakukan perawatan dengan menyemprotkan vitamin setiap lima hari sekali untuk menjaga daun tetap segar dan terhindar dari hama. Selain itu, Rokhim melakukan pengecekan berkala terhadap kondisi air dan nutrisi agar pertumbuhan tanaman optimal.

Hasil panennya tak hanya dipasarkan di sekitar Jombang. Sayur hidroponik milik Rokhim juga dikirim ke sejumlah toko swalayan dan pemasok sayur di daerah lain, seperti Mojokerto.

“Dalam seminggu itu bisa dua kali panen dengan total sekitar 50 kilogram sayuran,” katanya.

Harga jual pakcoi hidroponik berkisar Rp15 ribu per kilogram, sementara selada dihargai antara Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kilogram. Dari hasil penjualan itu, Rokhim mampu mengantongi keuntungan bersih hingga Rp8 juta setiap bulan.

Rokhim berharap usahanya bisa terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi warga lain agar memanfaatkan lahan sempit di rumah.

“Yang penting mau mulai dulu. Jangan takut gagal, karena dari kegagalan justru banyak pelajaran,” katanya.

Erna Junianti, salah satu pelanggan setia Rokhim, mengaku rutin membeli pakcoi dan selada hidroponik karena kualitasnya lebih segar dan tahan lama.

“Sayurnya bersih, renyah, dan awet. Saya jadi langganan karena rasanya juga lebih enak,” ujar Erna.(*)

Penulis : Dandy Angga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *