PLOSO, SeputarJombang.com – Kisah masa kecil Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, kembali jadi sorotan. Nama asli Bung Karno ternyata adalah Koesno Sosrodihardjo. Ia lahir dari pasangan Raden Soekeni Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai pada 6 Juni 1902.
Sejak kecil, Koesno dikenal sakit-sakitan hingga orang tuanya cemas dan mencari jalan kesembuhan. Raden Soekeni saat itu bertugas di Ploso, Jombang. Di sanalah keluarga mendengar saran Den Mas Mendung, seorang pintar yang masih kerabat, agar nama Koesno diganti.
Dalam tradisi Jawa, pergantian nama dipercaya bisa membawa keberuntungan. Nama “Soekarno” pun dipilih, sebagai harapan agar sang anak sehat.
“Nama baru itu diberikan saat keluarga menetap di Wates, Kediri. Di sanalah Koesno dirawat di rumah keluarga yang sekarang dikenal sebagai Situs Persada Soekarno,” ujar Raden Mas Kuswartono, pembina situs tersebut, Senin (7/7/2025) pagi.
Sejak berganti nama, kesehatan Soekarno membaik. Ia tumbuh jadi anak aktif yang suka berorasi di bawah pohon beringin dan gua kecil di halaman rumah.
“Namun, soal tempat kelahiran Bung Karno hingga kini masih menuai perdebatan. Ada yang meyakini Blitar, Surabaya, bahkan Ploso, Jombang, sebagai tempat lahir sang proklamator,” tandasnya.
TACB Jombang: Bukti Kelahiran Soekarno di Ploso Semakin Kuat

Klaim bahwa Bung Karno lahir di Ploso, Jombang, kian menguat. Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jombang menyebut telah menemukan sejumlah bukti kuat soal itu.
“Kami tidak asal klaim. Semua berdasar riset dan kajian,” tegas anggota TACB Jombang, Arif Yulianto alias Cak Arif kepada SeputarJombang.com.
Penelusuran itu, kata Cak Arif, sudah dilakukan sejak 2017. Salah satu rujukan pentingnya adalah buku “Ida Ayu Nyoman Rai Ibu Bangsa” yang ditulis tujuh profesor. Buku itu mencatat masa dinas Raden Soekeni di Ploso mulai 28 Desember 1901.
Selain dokumen besluit Hindia Belanda, ada pula catatan tangan Soekeni yang menyebut Soekarno lahir pada 6 Juni 1902. “Logikanya, Soekarno lahir di Ploso,” tegas Cak Arif.
TACB juga mencatat makam orang-orang yang diyakini terkait kelahiran Bung Karno, seperti Mbok Suwi (pengasuh Soekarno) hingga makam yang diduga tempat penanam ari-ari sang proklamator.
“Semua kami lengkapi dengan dokumen, foto, dan keterangan warga. Ini bukan klaim emosional, TACB Jombang bahkan sudah merekomendasikan agar lokasi kelahiran Bung Karno di Ploso ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat kabupaten,” pungkasnya.(*)
Penulis : Dandy Angga