Tempat Kost Mesum yang Jadi Rasan Rasan di Peterongan Jombang, Diduga Sediakan PSK

Foto : Ilustrasi / Istimewa

PETERONGAN, SeputarJombang.com – Rasan-rasan kembali menggema dibalik rumah kost yang diduga jadi sarang tempat prostitusi terselubung di wilayah Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Kabar terbaru, rumah kost berinisial “ST” ini juga sudah lama menyediakan ladies pekerja seks komersial (PSK).

“Sudah lama mas dan gak cuma di kost yang sini saja, kost ST ini kan ada juga di daerah Sambong Jombang sana. Di sana juga ada ladies yang juga standby di kost atau kamar,” ujar Kamboja, nama samaran dari sumber terpercaya yang mengaku sering berkunjung ke rumah kost tersebut.

Lanjut Kamboja menceritakan cara ladies rumah kost setempat untuk mendapatkan pelanggan. Selain sudah mempunyai kontak yang sudah jadi langganan, sejumlah perempuan diduga PSK ini juga menggunakan aplikasi ijo.

“Kalau ladies yang ada di kost ST Peterongan ini tidak banyak kok, cuma kurang lebih 3 sampai 5 saja. Tapi yang berkunjung ke kost ini rata-rata tamu biasa mas, jadi bawak pasangan sendiri. Kalau tarif tamu yang bawa pasangan sendiri ya dihitung per jam nge kostnya,” katanya saat dikonfirmasi media ini.

Sementara ladies PSK ini memberikan tarif yang beragam. Mulai dari 250 hingga 350 bahkan lebih setiap kali kencan.

“Sekali kencan hitungannya kalau pakai ladies sini. Ya ada yang 250, ada yang 300 bahkan lebih. Bebas kok mas di sini aman, kadang kalau siang jelang sore itu ramai,” jelasnya.

Pantauan media di lokasi, rumah kost ini masih terbuka lebar. Terdapat belasan kamar yang disediakan yang didalamnya sudah ada AC nya. Untuk tempat parkirnya diwajibkan parkir dalam.

Warga sekitar yang kediamannya cuma berjarak sekitar 50 meteran mengaku resah dengan keberadaan rumah kost mesum tersebut. Bagaimana tidak cukup berdampak menghawatirkan terhadap lingkungan sekitarnya.

“Khawatir mas, takut orang orang terdekat kita sendiri yang rusak malah ke sana nanti. Terus juga dengan adanya rumah kost itu gak ada dampak baiknya bagi warga sekitarnya, justru malah dicap jelek. Gak tau saya siapa yang punya rumah kost itu,” ujar Mawar, nama samaran warga yang sudah ibu-ibu ini.

Ia hanya berharap agar pihak terkait akan menindaklanjuti. “Harapannya ditutup tapi menutup rezeki orang kalau gitu kan, jadi mungkin diperbaiki lebih baik lagi. Seperti dibina dan tidak ada esek-eseknya,” imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Aan Anshori direktur lingkar Indonesia untuk Keadilan (LInK) meminta agar Satpol PP Jombang tak sekadar formalitas dalam melakukan razia saja. Meski belum ada perbup untuk melakukan penindakan yang lebih dalam, setidaknya petugas dengan tegas melakukan pembinaan.

“Karena memang mungkin belum ada aturan yang berbunyi, akan tetapi jangan dibiarkan begitu saja. Selain harus menindaklanjuti kekhawatiran warga, juga menjaga nama baik daerah Jombang. Seharusnya dibina itu, bukan sekadar dirazia,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon. (*)

Penulis : Dandy Angga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *