Dari Airlangga hingga Tragisnya Kisah Cinta, Melihat Jejak Petirtaan Kuno di Jombang

Suasana petirtaan sumber pengantin Jombang dikala sore menjelang malam. Senin (21/7/2025). (Foto : SeputarJombang.com / Dandy Angga)

SeputarJombang.com – Di balik citra religiusnya sebagai Kota Santri, Kabupaten Jombang ternyata menyimpan warisan sejarah yang nyaris terlupakan. Seperti situs-situs petirtaan kuno yang menjadi saksi bisu peradaban besar di masa lampau.

Mulai dari kolam suci peninggalan Raja Airlangga, hingga sumber air alami yang menyimpan kisah cinta tragis. Perlu diketahui bahwa, petirtaan-petirtaan tersebut menjadi penanda bagaimana air bukan sekadar sumber kehidupan. Melainkan juga pusat spiritualitas, budaya, dan kekuasaan.

Petirtaan Sumberbeji dengan Kemegahan Abad ke-11 yang Bangkit dari Lupa

Petirtaan Sumberbeji di Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, menjadi bukti nyata kemajuan arsitektur dan spiritualitas masa Kerajaan Medang Kahuripan. Situs ini diyakini berasal dari masa Raja Airlangga pada abad ke-11 dan masih digunakan hingga zaman Majapahit.

Baca Juga : Guru SD di Jombang Dibekali Cara Mengajar yang Seru dan Kontekstual

Temuan situs ini bermula tahun 2019, saat warga membersihkan sendang irigasi. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur lalu mengekskavasi dan menemukan kolam berdinding bata merah kuno berukuran 20×17 meter, lengkap dengan arca Garuda pada sisi barat.

Keberadaan arca tersebut menguatkan dugaan bahwa Sumberbeji bukan sekadar kolam biasa, melainkan tempat suci untuk ritual keagamaan atau pembersihan diri para bangsawan kala itu.

Sendang Made yang Menyimpan Air Penyembuhan

Berbeda dengan Sumberbeji yang telah terekspos secara arkeologis, Sendang Made di Kecamatan Kudu masih menyimpan misteri. Masyarakat percaya air sendang ini memiliki khasiat menyembuhkan dan sering digunakan dalam ritual adat atau acara bersih desa.

Baca Juga : Pelaku Begal Payudara di Jombang Jadi Amukan Warga, Ternyata Diduga Punya Penyakit Gangguan Jiwa

Meski belum banyak dieksplorasi, keberadaan Sendang Made menegaskan betapa air dan spiritualitas lekat dalam kehidupan masyarakat Jombang sejak masa lampau.

Jejak Kota Raja di Sugihwaras dan Kedaton

Di Desa Sugihwaras dan Dusun Kedaton, ditemukan struktur bata merah yang diduga bagian dari kompleks keraton atau permukiman bangsawan masa Majapahit. Meskipun bukan situs petirtaan secara langsung, kehadiran struktur ini menunjukkan tata kota kuno yang terintegrasi, termasuk kemungkinan adanya petirtaan khusus keluarga kerajaan.

Penemuan ini memperkuat hipotesis bahwa kawasan Jombang bagian selatan merupakan salah satu pusat pemerintahan atau aktivitas elite Majapahit.

Sumber Pengantin, dari Alam Asri dan Kisah Cinta yang Membekas

Dari jejak kerajaan, kisah berpindah ke legenda rakyat. Sumber Pengantin di Desa Japanan, Kecamatan Jogoroto, menawarkan kombinasi antara keindahan alam dan cerita mistis yang tak lekang oleh waktu.

Sumber ini dikenal sebagai lokasi yang tenang, dengan air jernih dan dikelilingi pepohonan rimbun. Namun, namanya menyimpan kisah memilukan tentang sepasang pengantin yang konon menghilang secara misterius pada malam pernikahan mereka di tempat itu.

Baca Juga : Libur Sekolah, Dispendukcapil Jombang Diserbu Pelajar Urus KTP hingga Alami Antrean Mengular

Cerita ini menjadikan Sumber Pengantin tak hanya sekadar destinasi wisata alam, tetapi juga ruang narasi budaya yang hidup dalam ingatan masyarakat.

Sekadar diketahui jika, dari situs-situs petirtaan tersebut mampu menjadikan peluang untuk membangun masa depan. Jika dikelola secara berkelanjutan, situs-situs tersebut dapat menjadi magnet wisata budaya dan edukasi sejarah di Kabupaten Jombang.

Pelestarian fisik, penguatan narasi sejarah, dan keterlibatan masyarakat lokal menjadi kunci agar warisan leluhur ini tidak tenggelam di balik hiruk-pikuk era modern atau serba digital.

Baca Juga : Nekat! Seorang Kakek di Megaluh Jombang Tusukan Pisau Dapur Kedadanya

“Air bukan hanya sumber kehidupan, tapi juga cermin peradaban,” begitu seolah pesan yang tersirat dari setiap petirtaan kuno yang masih bertahan di bumi Jombang.(*)

Penulis : Dandy Angga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *